Jumat, 23 Oktober 2015

Mia Dan Si Kiity

Mia adalah seorang anak yang baik hati. Ia tinggal bersama orangtuanya di suatu desa. Karena ramah dan baik hati, ia mempunyai banyak teman di lingkungan rumah maupun sekolahnya. Mia adalah anak terkecil diantara 4 bersaudara. Setiap harinya, Mia dan kakak-kakaknya selalu diajari kedisiplinan dan budi pekerti oleh orangtuanya. Mia sangat senang dengan binatang.
Binatang yang ada di rumahnya, dipeliharanya dengan rajin. Sudah lama Mia ingin memelihara kucing, tetapi Ibunya melarang binatang peliharaan yang dipelihara di dalam rumah karena membuat rumah kotor.
Suatu hari, Mia sedang pergi menuju sekolahnya. Ia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.
Jarak antara rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh hanya 300 meter. Di tengah jalan, ia
melihat seekor anak kucing yang masih kecil terjatuh ke dalam selokan. Mia merasa kasihan
dengan anak kucing itu. Lalu ia mengangkat anak kucing itu dari selokan dan menaruhnya di
tempat yang aman kemudian Mia melanjutkan perjalanannya ke sekolah. Bel tanda masuk
berbunyi. Mia dan teman-temannya segera masuk ke kelas.

Di sekolahnya, Mia termasuk anak yang cerdas. Ia selalu masuk dalam rangking 3 besar. Ia
sering mengadakan kelompok belajar bersama teman-temannya di waktu istirahat maupun
setelah pulang dari sekolah. Dalam kelompok belajar itu, mereka membahas pelajaran yang
telah mereka dapatkan dan juga membahas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Kriiingg... Bel tanda waktu pulang berbunyi! Mia dan teman-temannya segera bergegas
membereskan buku-bukunya dan segera keluar ruangan.

Di perjalanan pulang, ketika sedang mengobrol dengan teman-temannya, Mia melihat anak
kucing yang tadi pagi dilihatnya dalam selokan. Anak kucing itu mengeong-ngeong sambil
terus mengikuti Mia. Mia tidak sadar ia diikuti oleh anak kucing itu. Sesampainya di rumah,
ketika akan menutup pintu, Mia terkejut karena ada anak kucing mengeong sekeras-
kerasnya. Mia baru menyadari kalau anak kucing yang ditolongnya, mengikutinya sampai
rumah.


Mia mohon pada Ibunya, agar ia di izinkan memelihara kucing kecil itu. "Tidak boleh!, nantihewan itu membuat kotor rumah", ujar Ibu Mia. "Tapi bu, kasihan kucing ini! ia tidak punya tempat tinggal dan tidak punya orangtua", kata Mia. Setelah beberapa saat, akhirnya Ibu
membolehkan Mia memelihara kucing dengan syarat binatang itu tidak boleh ditelantarkan
dan jangan sampai mengotori rumah.

Sejak saat itu, Mia memelihara anak kucing itu. Setiap hari ia memberi minum dan makan
anak kucing itu. Lama-lama Mia menjadi sangat sayang dengan anak kucing itu. Mia
memberi nama anak kucing itu Kitty. Semenjak dipelihara Mia, Kitty menjadi bersih dan
gemuk, bulunya yang berbelang tiga membuatnya tambah lucu.

Beberapa bulan kemudian, Si Kitty menjadi besar. Suatu hari, Mia melihat seekor burung
kutilang yang tergeletak di halaman rumahnya. Mia mendekati burung kutilang itu dan
mengangkatnya. Ternyata burung kutilang itu terluka sayapnya dan tidak bisa terbang. Mia
merawat burung itu dengan penuh kasih sayang. Si Kitty merasa cemburu karena merasa
Mia menjadi lebih sayang pada burung kutilang daripadanya. Padahal Mia tetap menyayangi
si Kitty. Karena merasa tidak diperhatikan lagi, setiap Mia tidak ada, si Kitty selalu menakut-
nakuti burung kutilang tersebut.

Setelah dirawat Mia selama seminggu, burung kutilang itu jadi sembuh. Beberapa hari
kemudian, ketika Mia baru pulang dari sekolah, ia melihat pintu kandang burung kutilangnya
terbuka dan ada bercak darah di bawah kandang burung kutilangnya. Mia berpikir jangan-
jangan si Kitty memakan burung Kutilangnya. Ketika melihat si Kitty, Mia jadi lebih curiga
karena pada mulut si Kitty terdapat bercak darah. Karena saking kesalnya, Mia mengambil
sapu dan mengejar si Kitty untuk dipukul. Si Kitty segera berlari masuk ke kolong tempat
tidur.

Ketika melihat ke kolong Mia sangat terkejut karena ada seekor ular yang sudah mati di
bawah kolong tempat tidurnya. Akhirnya Mia sadar, si Kitty telah menyelamatkannya dengan
menggigit ular tersebut. Mia baru ingat kalau ia lupa menutup pintu sangkar burungnya. Mia
menyesal ketika ingat akan memukul si Kitty. Padahal kalau tidak ada si Kitty mungkin ular
tersebut masih hidup dan bisa mencelakainya. Akhirnya Mia sadar akan kesalahannya dan
memeluk si Kitty dengan erat. Sejak kejadian itu, Mia jadi lebih sayang dengan Si Kitty.

0 komentar:

Posting Komentar